VISIT MY BLOG

Wicensius

Jumat, 05 September 2008

Usain Bolt, Tokoh Inspirasional

Tau Usain Bolt kan? nih cuplikan kisah suksesnya.



Olimpiade Beijing 2008 menoreh sejumlah catatan penting. Dari kolam renang, muncul Michael Phelps (AS). Ia menobatkan diri sebagai 'Raja Air' baru dengan koleksi delapan medali emas. Ia kuburkan prestasi tujuh emas Mark Spitz (Jerman) di Olimpiade Muechen 1972.

Dari gelanggang atletik, primadonanya Olimpiade, tak ada yang ragu untuk menyebut Usain Bolt. Kulitnya legam. Posturnya dibilang tak ideal sebagai sprinter. Tinggi 1,96 meter dan bobot 86 kilogram. Sejak final nomor lari 200 meter putra dituntaskan Rabu (20/8) malam, sosoknya kian jadi sorotan.

Bolt melindas garis finis dengan catatan waktu 19,30 detik. Itu rekor dunia anyar, mempertajam rekor 19,32 detik yang dibukukan Michael Johnson (AS) di Olimpiade Athena 1996. "I'm No.1! I'm No.1!" teriak sprinter kelahiran 21 Agustus 1986 ini di depan moncong kamera TV seusai melewati garis finis.

Empat hari sebelumnya, Bolt menobatkan diri sebagai manusia tercepat di jagat raya dengan menyabet emas plus mencetak rekor dunia baru nomor 100 meter. Ia mencatat waktu 9,69 detik. Hebatnya, di final ketika itu, ia sudah menurunkan pacunya di 20 meter jelang finis dengan melambai-lambaikan tangannya.

Dalam sejarah Olimpiade Modern yang digagas Baron Pierre de Coubertein dan digelar pertama pada 1896, belum pernah ada sprinter yang mampu mengukir prestasi secemerlang Bolt.

Di Olimpiade Los Angeles 1984, dunia tercengang melihat aksi Carl Lewis. Ia menguasai nomor 100 dan 200 meter. Bahkan, ia melengkapinya di nomor estafet. Tapi, dua emas Lewis di 100 dan 200 meter ketika itu tak dihiasi cetakan rekor dunia baru.

Selain bakat alam dan latihan keras, Bolt hanya berbekal teori sederhana setiap kali hendak turun gelanggang. "Saya tak peduli soal rekor. Tujuan saya hanya mencapai kemenangan. Dan, saya bisa melakukan yang terbaik asal hati saya senang setiap kali berlomba," ujarnya.

Dari sisi teknis, kaki Bolt yang panjang terbilang menguntungkan. Untuk menyelesaikan jarak 100 meter, ia hanya membutuhkan 40-41 langkah. Rata-rata sprinter lain harus berpacu 46-47 langkah.

Dari sisi psikologis, Bolt mengaku selalu membutuhkan suasana rileks di tengah ketegangan setinggi apapun menjelang lomba. Saat di lintasan, ketika tujuh pelari yang jadi lawannya tarik urat memacu kecepatan, Bolt justru terkesan seperti setengah berjoging.

Sebelum final 200 meter, Johnson sang pemegang rekor dunia sempat meragukan kemampuan Bolt. Ia berkomentar bergini, "Rekor saya akan bertahan. Rekor saya itu luar biasa. Belum waktunya pelari lain melampaui rekor saya, bahkan Bolt sekalipun. Ia masih butuh waktu."

Begitu Bolt mampu membuktikan hal kebalikannya, Johnson mengakuinya dengan jantan. "Sungguh fenomenal. Bolt hebat. Ia menyuguhkan kecepatan yang selama ini tak pernah saya lihat," ungkapnya.

Bolt, tak pelak, memang pantas disebut 'sang penghancur'. Ia adalah fenomena baru di gelanggang atletik dunia. Bayangkan, dalam kurun kurang dari tiga bulan ini, ia sanggup menorehkan tiga kali rekor dunia baru nomor 100 dan 200 meter, nomor paling bergengsi di pentas multicabang setingkat Olimpiade.

Rekor pertama dibuat Bolt di nomor 100 meter dalam sebuah kejuaraan atletik di New York, AS, pengujung Mei. Ia pecahkan rekor 9,74 detik jadi 9,72 detik. Rekor kedua di Beijing, ketika ia mempertajamnya lagi jadi 9,69 detik. Rekor ketiga di final 200 meter, dari 19,32 detik atas nama Johnson jadi 19,30 detik.

Dalam sejarah lari sprint dunia, evolusi rekor dunia berturut-turut seperti ditunjukkan Bolt jelas langka. Itu sebabnya, para analis olahraga yang sedang mencermati segala perkembangan di Beijing 2008 bersepakat, prestasi hebat Bolt bakal bertahan lama dalam buku sejarah atletik dunia.

Bagi Bolt, Beijing 2008 adalah berkah. Ia bisa merayakan ulang tahunnya yang ke-22 pada Kamis (21/8) ini dengan prestasi spektakuler. Dengan sejarah besar yang bakal dikenang publik atletik sejagat.

Bagi Jamaika, tanah leluhurnya, prestasi Bolt jadi pertanda mutlak patahnya dominasi para sprinter hitam Negeri Paman Sam. Selama ini, khusus di nomor lari jarak pendek, kecepatan mereka nyaris tak tertandingi.

Pernah muncul Ben Johnson asal Kanada di Olimpiade Soul 1988. Ketika itu, ia melesat cepat dan tiba di finis dengan catatan waktu 9,79 detik. Luar biasa untuk ukuran saat itu.

Tapi, semua jadi percuma lantaran Johnson terbukti positif doping. Emas dan rekornya dianulir. Kenestapaan mengakhiri karirinya. Dan, kasus anabolic steroid-nya jadi aib yang sulit dihapus hingga kini.

Tidak ada komentar: